WAYOUT.ID, BALIKPAPAN – Tahapan pesta demokrasi terbesar tahun ini tengah berlangsung. Pada 09 Desember 2020 mendatang, masyarakat di sembilan kabupaten/kota di Kalimantan Timur (Kaltim) akan memilih pemimpin di daerahnya.
Namun demikian, beragam informasi hoaks sudah tersebar di jagat dunia maya, khususnya media sosial. Penyebarannya pun sangat masif. Sehingga berpotensi untuk mengganggu stabilitas keamanan daerah di Bumi Mulawarman.
Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kaltim, Drs H Safaruddin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpancing dengan informasi hoaks. Dirinya optimistis bahwa masyarakat Kaltim semakin cerdas, dan tidak mudah terpancing dengan beragam informasi yang menyesatkan.
“Pada kesempatan kali ini, saya mengajak seluruh masyarakat di Kaltim untuk bersama-sama memerangi hoaks. Sehingga pelaksanaan pilkada dapat berjalan dengan baik, tanpa ada gangguan,” kata Kapolda Kaltim 2015-2018 itu.
Ketua PDI Perjuangan Kaltim itu juga memberikan tips kepada masyarakat untuk menghindari informasi hoaks. Berikut tips menangkal informasi hoaks yang dianjurkan Safaruddin:
Waspada dengan Judul Provokatif
Menurut Safaruddin, informasi hoaks kerap memakai judul sensaional yang provokatif. Misalnya langsung menuding dan menjatuhkan pihak tertentu. “Isinya diambil dari media resmi. Namun saat posting di media sosial, diubah-diubah keterangannya agar menimbulkan provokasi. Ini yang harus kita hindari,” katanya.
Wajib Mengecek Alamat Situs
Dewan Pers mencatat, ada 43 ribu lebih situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Namun yang sudah terverifikasi tak sampai 300. “Cek dulu sumbernya dari mana. Apakah media kredibel atau bukan. Apakah tulisan yang disajikan sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik,” imbuhnya.
Harus Memeriksa Fakta Terlebih Dahulu
Safaruddin mengungkapkan, asal-muasal sumber berita, latar belakang narasumber, hingga keberimbangan informasi harus diperiksa terlebih dahulu. Pun demikian, perlu juga diamati apakah informasi dibuat berdasarkan fakta atau opini. “Kalau fakta, pasti ada kesaksian, sumber berita, narasumber, dan menjunjung tinggi keberimbangan. Kalau opini, berasal dari satu sumber, yang biasanya dari si penulis,” katanya.
Pastikan Keaslian Foto dan Video
Di tengah semakin canggihnya teknologi informasi, tidak hanya konten tulisan yang bisa dimanipulasi. Foto dan video pun bisa diubah-ubah, sehingga tampak asli. “Silakan cek dulu keaslian foto atau video di mesin pencari, atau konfirmasi langsung dengan si penerbit. Sebelum menyimpulkan, alangkah baiknya dipastikan dulu,” imbau Safaruddin.
Perbanyak Diskusi atau Hadiri Forum Anti-hoaks
Memperbanyak diskusi juga menjadi salah satu cara untuk menghindari disinformasi. Tentunya berdiskusi dengan orang yang berkompeten. Selain itu, menghadiri forum diskusi anti-hoaks juga dianjurkan. “Diskusikan dulu informasi yang beredar dengan rekan kerja, teman, kerabat, atau keluarga. Sehingga kita bisa mendapat banyak masukkan seputar informasi itu,” katanya. (***)
Reporter: Bima Putra Perkasa
Editor: Prananda Dwi Indra Purnama