WAYOUT.ID, SANGATTA – Calon Bupati Kutai Timur (Kutim), H Mahyunadi SE MSi melanjutkan agenda silaturahminya dengan masyarakat Kutim. Jumat (13/11/2020) sore, ketua DPRD Kutim 2014-2019 itu mengunjungi Desa Graha Cipta, Kecamatan Kaubun.
Warga desa yang kaya akan hasil pertanian itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan calon pemimpinnya. Berbagai persoalan diutarakan warga di hadapan Mahyunadi. Salah seorang warga, Suyetno berharap kepada Mahyunadi agar jalanan diperbaiki.
“Tolong, Pak Mahyunadi. Jalanan di Desa Cipta Graha diperbaiki. Sudah sejak dulu kondisinya begini. Saya yakin Mahyunadi-Kinsu bisa mengabulkan harapan kami,” kata Suyetno. Eva, warga lainnya mengeluhkan soal listrik dan air bersih.
“Di tempat kami ini listrik sering mati. Air juga susah. Tidak ada PDAM masuk. Sudah lama desa kami tidak diperhatikan,” kata Eva.
Tidak hanya soal infrastruktur, warga juga curhat soal tenaga kerja. “Masalah penerimaan tenaga kerja bagi masyarakat lokal harus diatur. Jangan sampai warga hanya jadi penonton. Insya Allah Pak Mahyunadi bisa merealisasikannya,” kata tri Harianto.
Masalah kesenian daerah juga tak luput dari curhatan warga. “Kesenian juga harus dijaga. Karena itu adalah budaya yang harus dipertahankan,” kata Sunaryo, warga lainnya.
Menanggapi curahan hati warga, Mahyunadi pun memastikan bahwa pembangunan akan merata. Di bidang infrastruktur, Mahyunadi-Kinsu berkomitmen mewujudkan pembangunan infrastruktur yang merata dan proporsional.
“Program kami adalah penambahan ruas dan peningkatan kualitas jalan, elektrifikasi listrik di semua desa, dan sambungan instalasi PDAM di semua desa. Insya Allah semua akan terpenuhi dalam satu periode. Karena anggaran Kutim ini mampu,” tegasnya.
Di sektor ekonomi, Mahyunadi-Kinsu berkomitmen menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat dengan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), koperasi, agribisnis dan agroindustri. Di mana, akan diberikan kemudahan kredit modal usaha UMKM, dan pengembangan koperasi.
“Kemudian bantuan saprodi dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Insya Allah Kutim bisa swasembada beras. Di bidang ketenagakerjaan, komitmen kami adalah penyerapan tenaga kerja lokal di semua industri, baik itu pertambangan, migas, CPO dan turunannya,” tegas Mahyunadi.
Tak hanya itu, Mahyunadi-Kinsu juga berkomitmen mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik serta tatanan kehidupan sosial yang harmonis. Nantinya, lanjut Mahyunadi, pemerintah akan menyiapkan alokasi anggaran Rp 50-100 juta per RT/tahun untuk kegiatan sosial, sarana olahraga dan seni, kegiatan keagamaan dan kegiatan penataan lingkungan di tiap RT.
“Penataan peruntukan lahan per kecamatan juga dilakukan. Di samping itu, dilakukan pembinaan lembaga adat, ormas (organisasi masyarakat), OKP (organisasi kepemudaan), olahraga, seni dan budaya,” bebernya.
Mahyunadi tidak sendirian. Dia juga didampingi anggota DPRD Kutim, Faisal Rahman. Tak sekadar mendampingi, politisi PDI Perjuangan itu juga menjadi juru kampanye bagi Mahyunadi yang berpasangan dengan H Lulu Kinsu pada pemilihan kepala daerah (pilkada).
“Insya Allah di tangan Mahyunadi-Kinsu, Kutim akan semakin maju, mandiri, dan sejahtera. Untuk itulah, dibutuhkan perubahan. Caranya adalah, dengan datang ke TPS (tempat pemungutan suara) pada tanggal 9 Desember, lalu coblos nomor satu, Mahyunadi-Kinsu,” tegas Faisal.
Membangun Kutim ke depan tidaklah mudah. Di tengah meningkatnya angka kemiskinan, banyaknya infrastruktur jalan yang rusak, kualitas pendidikan yang harus ditingkatkan, fasilitas kesehatan yang belum merata, hingga kesejahteraan masyarakat harus diselesaikan. Jika salah memilih pemimpin pada 9 Desember mendatang, harapan untuk menikmati program-program tersebut di atas akan sirna.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki kualitas, pengalaman, dan paham dengan kondisi masyarakat. Kehadiran masyarakat dalam rangka membawa Kutim untuk perubahan sangat dibutuhkan. Syaratnya adalah, pada tanggal 9 Desember mendatang, coblos nomor satu, Mahyunadi-Kinsu. (***)
Reporter: Bima Putra Perkasa
Editor: Prananda Dwi Indra Purnama