WAYOUT.ID, SAMARINDA – Pada Minggu lalu, vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah sampai dan tiba di Indonesia. Meski demikian, di tingkat daerah, beberapa di antaranya masih belum mengetahui berapa kuota yang akan diberikan. Salah satunya adalah Samarinda.
Hal demikian disampaikan Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Samarinda, Sugeng Chairuddin, saat diwawancara awak media beberapa waktu lalu. “Belum ada laporan ke saya, dan dari Pemprov Kaltim ia belum dapat informasi,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, semisal di Kota Samarinda menjadi daerah terbanyak penerima vaksin covid-19 tersebut, hal tersebut adalah yang diharapkan. Pasalnya, Samarinda menjadi salah satu daerah terbanyak untuk penderita Covid-19.
“Kita itu pada prinsipnya, mana yang baik untuk masyarakat. Semakin banyak vaksin yang didapat, berarti semakin bagus untuk masyarakat kan,” pungkasnya.
Vaksin Sinovac merupakan salah satu dari enam vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk proses vaksinasi di Indonesia.
“Saya ingin menyampaikan suatu kabar baik, bahwa pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020,” kata Presiden Joko Widodo melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Selanjutnya sebanyak 1,8 juta dosis vaksin corona lainnya akan tiba pada Januari 2021 mendatang.
Sebelumnya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease (Covid-19) disebutkan bahwa Indonesia menetapkan enam jenis vaksin untuk proses vaksinasi di Tanah Air.
Vaksin tersebut antara lain, PT Bio Farma (Persero), Astra Zeneca, China National Pharmaceitical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd. Namun tidak semua vaksin gratis, lantas berapa vaksin yang gratis dan berbayar?
75 juta orang harus membayar. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan terdapat 107 juta penduduk kelompok prioritas yang menjadi target pemerintah untuk penyuntikan vaksin.
Dari jumlah tersebut diperkirakan sekitar 32 juta orang gratis dan 75 juta orang harus membayar untuk mendapatkan vaksin.
“Iya, jadi perkiraan awal angka seperti itu untuk mencapai 67 persen orang yang diimunisasi,” ujar Siti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden. (***)
Reporter: Satria Mega Dirgantara
Editor: Prananda Dwi Indra Purnama